Biden Menutup Tambang Crypto yang Didukung Tiongkok di Dekat Pangkalan Rudal Nuklir

Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah memerintahkan penutupan dan penjualan operasi penambangan kripto yang berasal dari Tiongkok yang terletak di dekat pangkalan Angkatan Udara yang penting di Wyoming, demikian dilaporkan New York Times.

Perintah eksekutif yang dikeluarkan pada hari Senin, memandatkan penghentian segera operasi di fasilitas tersebut, yang terletak hanya satu mil dari Pangkalan Angkatan Udara F.E. Warren, sebuah lokasi utama untuk mengendalikan rudal balistik antarbenua bersenjata nuklir, demikian laporan tersebut.

Risiko Spionase Berteknologi Tinggi Disorot

Fasilitas cryptomining, yang dioperasikan oleh MineOne Partners Limited dan entitas MineOne terkait yang terdaftar di Delaware, ditandai sebagai potensi risiko keamanan karena lokasinya yang dekat dengan instalasi militer yang sensitif dan pusat data Microsoft di dekatnya yang mendukung Pentagon.

Microsoft sebelumnya telah memperingatkan Komite Investasi Asing di Amerika Serikat (CFIUS) tentang bahaya yang ditimbulkan oleh operasi penambangan tersebut, yang menunjukkan bahwa hal itu dapat memfasilitasi kegiatan pengumpulan intelijen yang ekstensif oleh Tiongkok.

Dalam sebuah laporan yang diperoleh NYT, Microsoft merinci bagaimana daya komputasi tingkat industri dari fasilitas cryptominingdikombinasikan dengan kehadiran warga negara Tiongkok, dapat membuka vektor ancaman yang signifikan untuk spionase. Penyelidikan oleh CFIUS mengonfirmasi risiko-risiko ini, sehingga mendorong tindakan tegas Presiden Biden untuk mengurangi potensi ancaman.

Tindakan Keras yang Lebih Luas Terhadap Perusahaan Teknologi Milik Asing

Perintah eksekutif ini merupakan bagian dari strategi yang lebih luas dari pemerintahan Biden untuk mengawasi dan mengatur investasi asing di sektor-sektor yang dianggap penting bagi keamanan nasional.

Beberapa minggu sebelumnya, RUU bipartisan ditandatangani untuk melarang aplikasi media sosial TikTok di Amerika Serikat kecuali jika pemiliknya yang berasal dari Tiongkok melepas kepemilikannya.

Penargetan fasilitas cryptomining Wyoming mencerminkan konsensus yang berkembang di Washington untuk melindungi infrastruktur teknologi dan strategis negara dari campur tangan asing.

Beberapa negara bagian juga mengambil langkah serupa. Arkansas baru-baru ini memberlakukan undang-undang yang melarang kepemilikan asing atas mata uang kripto operasi pertambangan, khususnya yang berasal dari Tiongkok, Iran, dan Kuba.

Tindakan legislatif ini bertujuan untuk mengekang pengaruh warga negara asing di sektor-sektor penting, setelah adanya laporan tentang investor Tiongkok yang mengoperasikan beberapa cryptomine di negara bagian tersebut.

Undang-undang Arkansas mewajibkan perusahaan tambang kripto milik asing untuk melakukan divestasi dalam waktu satu tahun dan memberlakukan pembatasan operasional yang ketat untuk mengatasi kekhawatiran masyarakat setempat tentang kebisingan dan dampak lingkungan.

Dampak Pada Industri Kripto

Perintah penutupan ini menyoroti lingkungan regulasi yang semakin menantang untuk industri mata uang kripto, terutama untuk operasi dengan kepemilikan asing.

Fasilitas cryptomining milik Tiongkok telah menjamur di seluruh AS sejak Tiongkok melarang kegiatan semacam itu di dalam negeri pada tahun 2021, yang disebabkan oleh listrik murah dan lanskap hukum yang menguntungkan di AS. Namun, operasi ini sekarang berada di bawah pengawasan yang lebih ketat karena potensi implikasi keamanan nasionalnya.

Dengan perintah Presiden Biden, fasilitas MineOne harus memindahkan semua peralatan dalam waktu 90 hari dan menjual atau mengalihkan properti tersebut dalam waktu 120 hari. Sebagian besar mesin yang digunakan dalam operasi ini diproduksi oleh perusahaan-perusahaan Tiongkok, yang semakin memperumit lanskap keamanan.

Masa Depan Hubungan Teknologi AS-Tiongkok

Tindakan Biden menunjukkan sikap yang jelas dalam memprioritaskan keamanan nasional di atas kepentingan ekonomi atau komersial ketika investasi asing menimbulkan potensi ancaman. Langkah ini kemungkinan besar akan menjadi preseden bagi pengawasan dan regulasi perusahaan milik asing di sektor-sektor sensitif di masa depan.

Ketika persaingan geopolitik antara AS dan Cina semakin meningkat, keterkaitan antara masalah keamanan nasional dengan teknologi dan kebijakan ekonomi akan menjadi lebih jelas.

Bisnis, terutama yang bergerak di sektor teknologi tinggi dan infrastruktur penting, perlu menavigasi lingkungan yang kompleks ini, menilai kembali operasi dan strategi kepatuhan mereka untuk menyelaraskannya dengan kebijakan keamanan nasional AS yang ketat.

Gambar yang ditampilkan dari Utah's Adventure Family, grafik dari TradingView